Sunday, August 11, 2013

[Idul Fitri 1434 H] Baju lebaran mereka..

Minal aidin walfaidzin! 

Bagaimana lebaran di daerah kalian? Gegara passport masih di imigrasi untuk proses perpanjangan visa, alhasil saya tidak bisa keluar Malaysia. Jadilah lebaran tahun ini di Kuala Lumpur saja, sementara saudara-saudara saya pulang ke kampung halaman merayakan Idul Fitri bersama nenek tercinta.

Lebaran di Malaysia bukan pertama kalinya buat saya. Dua tahun yang lalu saya sekeluarga lebaran di Keddah, karena setelah solat Id di salah satu mesjidnya disana kami langsung nyebrang ke Hatyai,Thailand dalam rangka jalan-jalan. Tahun lalu juga lebaran di Malaysia, solat Id-nya di mesjid KLCC. Tahun ini juga di masjid KLCC lagi.

Ketika solat Id, lain seperti di Keddah yang mayoritas muslimnya penduduk melayu, ketika solat di Kuala Lumpur yang merupakan bandar pusatnya, diwarnai oleh pendatang luar seperti orang-orang arab di Timur tengah, Indonesia (yang ini juga considered ras melayu), Bangladesh, India, beberapa terlihat seperti China dan masyarakat kawasan Asia tengah seperti Kazakhstan, Kyrgistan, dan sebagainya.

Saya tidak mewawancarai satu-satu dari mereka, sehingga tidak bisa memastikan asal daerahnya. Namun yang menarik adalah warna-warni baju lebaran dan jenis pakaian yang mereka kenakan pada hari spesial ini.

Inilah beberapa dari semua gambar yang terjepret kamera saya. Ayo coba tebak kira-kira mereka berasal dari bangsa apa?

gambar 1

gambar 2

gambar 3

[Gambar 1, 2, dan 3] Wanita melayu di Malaysia mengenakan baju kurung dengar corak dan warna yang beragam. Untuk lelakinya mengenakan atasan gamis dan celana panjang yang (biasanya) berwarna senada. Untuk baju kurung dan gamis beserta celana pajang, biasanya kainnya berbahan sutera. 

gambar 4

gambar 5 

gambar 6


gambar 7

gambar 8

gambar 9

gambar 10

gambar 11

[Gambar 4-11] Saya berasumsi orang-orang Bangladesh mengenakan baju yang mirip dengan gamis yang biasa digunakan lelaki di Indonesia dan Malaysia, namun seringnya terlihat lebih panjang sampai di bawah lutut. Untuk celana lebih bebas, kebanyakannya mereka mengenakan celana jeans panjang. 


gambar 12


gambar 13


gambar 14

gambar 15

gambar 16

[Gambar 12-16] Wanita Arab (apakah itu Iranian, Turkish, African, dan sebagainya) mengenak baju abaya berwarna hitam dengan kerudung yang dengan warna senada (terkadang berbeda). Untuk lelaki, bangsa Arab mengenakan baju khasnya yang disebut thawb, yaitu baju putih terusan dengan lengan panjang. Biasanya mereka mengenakan celana panjang putih untuk bawahannya. Atasan yang mereka letak di kepala beragam, ada yang mengenakan ghutra, shemagh, dan igal. 

gambar 17 

[Gambar 17] Susah nyari Indonesia, udah pada pulang kampung semua sepertinya hehe. Nggak usah jauh-jauh nyari contoh, ini pakaian yang digunakan adek saya. Baju koko biru langit simpel dan bawahannya sarung. Atasnya pakai peci hitam deh :p




Ini baju yang saya pakai, cyan maxi dress dan untuk atasannya short kaftan merah dengan benang  bordirnya warna emas. Baju ini aslinya kepisah, dan tempat belinya juga beda. Sudah beberapa tahun kebelakang saya nggak pernah beli baju baru buat lebaran. Selalunya ngecek baju-baju lama di lemari, kali aja ada yang bisa disesuaikan satu sama lainnya. 

Saya rasa kalau di Indonesia nggak ada peraturan umum untuk memakai baju tradisional "seragam wajib lebaran". Setiap tahun musimnya selalu berubah. Beberapa tahun kebelakang wanita Indonesia banyak yang pakai kaftan dengan beragam jenis dan warna, beragam bordirnya dan potongannya. Untuk bawahan ada yang pake jeans panjang, atau rok panjang. Bebas dan bervariasi :) 

Hm untuk tahun ini di Indonesia pakaiannya seperti apa ya? Gimana ceritamu, teman-teman yang lagi di Indonesia? :) 


Selamat lebaran! <3 font="">

sumber: http://jalan2.com/city/mekkah/pakaian-saudi-arabia/  




Saturday, June 4, 2011

Kerja di Negeri Jiran/ Part.1

Selain Nasi lemak, Mee Kari juga menjadi favorit orang disini :)

Selama ini mungkin saya lebih banyak bercerita tentang kehidupan sebagai seorang pelajar di Malaysia ini. namun kali ini, saya akan mencoba sedikit bercerita tentang bagaimana rasanya bekerja di Malaysia. Ingat, di negeri orang.

Well, 3 bulan liburan menjelang masuk Universitas ini saya mulai gelisah. Rasanya salah kalau tidak melakukan apa-apa di waktu lowong seperti ini. Kalau kemarin saya disibukkan persiapan untuk Ujian Nasional SMA, sekarang setelah lulus, saya bingung mau ngapain...Jadi sudah diputuskan, saya mulai mencari kerja. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasakan
bagaimana susahnya mencari uang. Usaha untuk meng-explore keingintahuan ini saya mulai
dengan bekerja di sebuah restoran dekat rumah saya.

Inilah restoran tempat saya bekerja. Nama dan lokasi dirahasiakan :)

Awalnya malu dan gengsi. Wajar toh? akal sehat saya selama ini berkata, 'saya anak orang mampu kok. Ayah dan Ibu saya masih bisa membayarkan uang sekolah, makan, tempat tinggal, jajan saya sehari-hari '. Itu pemikiran sebelumnya. Sekarang, ' Tapi, apa salahnya saya mencoba mencari uang sendiri, biar tau bagaimana susahnya cari uang! Lagian uang sendiri itu lebih terasa senangnya jika dipakai nanti, paling tidak untuk liburan Agustus ini. Hihii ;p ".

Bos saya seorang Datin, sebuah panggilan kehormatan untuk istri dari Datuk, panggilan kehormatan kepada seorang yang sukses dan memiliki kontribusi yang besar kepada negara.
Datin ini seorang yang cukup grounded, dan mau melakukan kerja remeh temeh, sehingga saya merasa tidak terlalu sungkan dan malu jika dilihat bekerja sebagai seorang pelayan ini.

Maka mulailah saya membantu, menyapu dan mengepel lantai restoran yang luasnya tidak lebih luas dari rumah saya. Tipikal restoran mewah, tapi mini. Jadi engga jorok-lah! Oke saja, toh setiap hari saya menyapu dan mengepel kok dirumah, bedanya yang ini dibayar, itu tidak dibayar! hoho.

Waktu kerja saya hanya setengah hari, mulai dari jam 12 siang sampai 8 malam. Hari Minggu libur. Melayani tamu, mencatat pesanan, dan menjadi cashier yang bertanggung jawab tentang keuangan juga menjadi tugas saya. Untuk awal, saya masih belajar menggunakan mesinnya. Kemudian membuang sampah, membuatkan minuman untuk para tamu juga. Saat sore, restoran ini menyediakan layanan karaoke. Biasanya per hari saya akan disuruh bernyanyi 4 lagu Rossa! Untuk menarik perhatian orang yang berkunjung.. (-_-)

More or less, saya mendapat banyak sekali pengetahuan dan pengalaman!

Di dapur, saya juga ikut membantu si tukang masak yang for your information, cerewetnya minta amfuuun! ambilkan terasi, kecap, belacan, kangkung, batu es, garam, dan segala macamnya. udah gitu, kalau ada pelanggan complain dengan nasi yang terlalu sedikit, yang tidak pedas, yang kurang garam, segala macam tetek-bengek, endingnya selalu saya ikut di omelin. tapi tidak apa-apa, saya jadi tahu cara memasak dan meramu beberapa makanan-minuman melayu. Tapi ini orang maunya emang nyusahin saya dulu, kali ya? Astagfirullah, walau cape tapi saya ikhlas kok melakukannya! haha :D

Bertahan 11 hari ini, saya sudah cukup berbangga pada diri saya sendiri.

Hari pertama, seorang pelanggan Datin berkunjung. Seorang lelaki Cina berumur dan wanita muda china juga. Ketika akan memesan makanan, saya pun datang tergopoh-gopoh dari arah dapur sembari membawa Note Order dan sebuah pena untuk mencatatnya. Mereka berdua menatap saya kemudian bertanya.

"You orang baru ha? mana yang dulu Datin?" tanya mereka kemudian memandang ke arah bos saya, Datin.

"Ye, budak ini masih student lagi, nak isi waktu saje kerje sini. Yang kemarin tu dah tak kerja sini lagi. Hamil. " (budak=anak dalam bahasa Indonesia)

"Aik? hamil? habis tu die orang mana ni? Awak Indon ke? " tanya lelaki tersebut menatap padaku.

Saya memotong untuk menjawab, " Saya orang Indonesia, pakcik.."

" Ha! yelah tu Indon! " jawabnya dengan ketus. Perempuan cina tadi tersenyum pada saya, tapi masih dengan arogannya berbalik melihat ke arah list menu Makan dan Minum.

"hahaha iye bang, saya banyak pekerjakan orang Indonesia kat sini.." Datin ikut nimbrung lagi.

" Hoo, okeyla, saya nak pesan teh O ais satu, habis tu makan...blabla"


Itulah Costumer paling berkesan pada hari pertama kerja saya.


Selama 11 hari ini, rasanya kaki dan tangan saya pegal semua karena terlalu aktif dan selalu berjalan mondar-mandir, mulai dari mencatat pesan makanan, menjadi cashier, membantu tukang masak di dapur, membuatkan minuman untuk para tamu, membuang sampah,
mengangkat meja dan kursi-kursi, sampai menyapu, mengepel, dan lainnya. Melelahkan sekali ya? tapi saya cukup menikmatinya :) Selama saya bisa belajar dan menjadi tahu bagaimana
susahnya mencari uang, sehingga di lain waktu, saya akan amat menghargai semua nikmat yang diberi Tuhan.
It's one of Malaysian traditional food, Nasi Goreng Kampong!


Terlebih lagi, uang hasil kerja ini tentu lumayan banyak jika dibanding dengan mata uang Indonesia, Ringgit Malaysia besarnya 3 kali lipat. Alhamdulillah, mengingat itu masih membuat saya semangat ;p hehehe. Liburan kali ini sepertinya saya akan memegang segepok uang dan belanja sepuasnya tanpa menyusahkan orang tua!

Kue Labu, sayangnya saya belum sempat mencoba :p

Karipap Putar, hm yummy!



Happy Weekend, everyone! ;)

Sunday, May 22, 2011

Such a Happy Posting!


Dear pembaca, sekali-kali curhat boleh dong? :)

Saya bersyukur sekali atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Berturut-turut kabar gembira selalu menghampiri.

  • 9 April 2011, malam. Ketika membaca email (offer letter) bahwa saya diterima masuk University of Malaya di Fakultas Arts and Social Sciences.
  • 18 May 2011, pagi. Seluruh warga Sekolah Indonesia Kuala Lumpur berbahagia dengan tingkat kelulusan SMA 2010/2011 -IPA/IPS yang mencapai 100%.
  • 18 May 2011, siang. Setelah mengikuti tes bahasa Inggris yang dilaksanakan University of Malaya pada tanggal 9 May 2011 lalu, saya dinyatakan exempted dari English Course, yang berarti saya dibebaskan dari biaya 1200 USD ! Plus 4 bulan liburan tanpa harus mengikuti course tersebut.
  • 22 May 2011, siang. Saya mendapat pekerjaan baru di berita harian antarakl.com ! Untuk sementara saya hanya magang memberi laporan tentang headline news dari seluruh surat kabar Malaysia. Juga bisa mengirim beberapa artikel, walau masih butuh beberapa editan.

Kabar gembiranya, setelah mendapat pekerjaan yang mengharuskan saya untuk selalu meng-update berita, tentu akan berdampak sangat baik kepada blog ini. Juga saya masih memiliki kewajiban untuk tetap mengirimkan selalu artikel dan berita seputar Malaysia di website inioke.com , saya masih sebagai koresponden untuk Kuala Lumpur. OH! dan sekarang saya telah memiliki kartu tanda pengenal sebagai Jurnalis/ koresponden inioke.com ! (photos will be posted as soon as possible).

Stay tuned! Tunggu post selanjutnya :)

Murid SIK lulus 100% !


Yoo maaf menunggu :D inilah update-an terbaru!

Terdengar teriakan haru dari dalam Hall Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Rabu kemarin tanggal 18/4/2011 sesaat setelah pembukaan Amplop putih. Tangisan haru pecah seketika dan para siswa kelas 3 IPA dan IPS saling berpelukan erat dan menggumamkan rasa syukur berkali-kali. Memang saat itulah yang telah dinantikan oleh mereka setelah pelaksanaan UJian Nasional dan Ujian akhir sekolah selesai secara berturut-turut. Untuk siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur angkatan 2010/2011, dinyatakan lulus 100% !

Pengumuman kelulusan ini diselenggarakan memang terlambat 2 hari dari seluruh SMA di Indonesia yang sudah duluan, yaitu hari Senin tanggal 16 Mei lalu. Namun begitu, walau menunggu selama 2 hari dulu, para siswa senang sekali dengan hasil yang didapat. Ucapan dan sambutan disampaikan oleh Kepala sekolah Indonesia Kuala Lumpur dan perwakilan dari Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur. Ketua BPSIK serta beberapa perwakilan Komite Sekolah pun ikut hadir menyaksikan.

Sayangnya, 10 siswa dari kelas 3 IPA telah pulang dan berada di Indonesia, sehingga tidak mengikuti pengumuman kelulusan kali ini. Mereka berada di Indonesia untuk mengikuti Bimbel(Pembelajaran luar Sekolah) untuk mempersiapkan pelaksanaan SNMPTN yang dimulai pada tanggal 31 Mei nanti. Beberapa dari mereka banyak tersebar di Bandung, Bogor, dan Jakarta. Namun begitu, pihak sekolah telah memberikan kabar dengan menghubungi mereka secara langsung via telepon, email atau langsung memberi informasi kepada orang tua yang hadir.

Pihak Sekolah dengan keras menentang aksi coret baju di kalangan siswa setelah kelulusan ini. Mereka sangat menyadari bahwa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur merupakan perwakilan, duta serta representasi wajah Indonesia di Negara Malaysia, sehingga tidak diinginkan terjadi persepsi buruk bagi Indonesia.

Sebanyak tujuh orang dari siswa telah diterima di beberapa Universitas terkemuka di Malaysia dan Indonesia. Enam orang perwakilan telah diterima di Universtity of Malaya, sebuah univesitas berprestise di Malaysia dan seorang lagi diterima di Universitas Gajah Mada.

Bagaimana dengan teman-teman sesama tingkatan SMA di Indonesia? :)

Saturday, April 30, 2011

30th KL INTERNATIONAL BOOK FAIR!

Crowded . Begitulah suasana terasa di Gedung Pusat Dagangan Dunia Putra (Putra World Trade Centre) untuk sepuluh hari ini. Tidak mengherankan, sebab sejak tanggal 22 April sampai dengan 1 Mei 2011 ini ada Pesta Buku Antarbangsa, atau lebih popular dengan sebutan KL International Book Fair 2011! Di Indonesia, Hari Buku Dunia pertama kali diperingati pada tahun 2006 dengan prakarsa Forum Indonesia Membaca (FIM). Berbeda dengan di Indonesia, perayaan tahun ini merupakan kali ke-30nya bagi Negara Malaysia, yang diprakarsai oleh Majlis Buku Kebangsaan Malaysia (MBKM).

Pelaksanaan Pesta Buku Antarbangsa KL 2011 ini telah diresmikan oleh Timbalan Perdana Menteri, Tan Sri Dato’ Haji Muhyiddin bin Mohd. Yassin yang juga merangkap sebagai Menteri Pelajaran Malaysia, pada hari ke-4 yaitu tanggal 25 April 2011. Juga beberapa patah kata dari Dato’ Abd. Ghafar bin Mahmud, selaku Ketua Pengarah Pelajaran Malaysia.

Pesta Buku Internasional KL tahun ini bertemakan Dunia Tanpa Sempadan (World Without Borders) yang dilaksanakan mulai jam 10.00 pagi sampai dengan 9.00 malam. Walaupun hanya terlihat seperti ajang promosi buku-buku baik dalam negeri maupun mancanegara, ternyata di dalamnya terdapat berbagai macam acara-acara menarik, seperti ; launching buku- yang dikunjungi langsung oleh sang penulis-penulis terkenal Malaysia, pelatihan penulisan, pertandingan mewarna & melukis, persembahan puisi anak, pertandingan bercerita (story telling), dan banyak lagi lainnya. Bahkan, pada hari ke-9 pelaksanaan, penulis terkenal Indonesia, Habiburahman el-Shirazy ikut dalam kemeriahan pesta buku kali ini. Beliau tampak duduk di depan etalase penerbit buku Indonesia, dikerumuni orang-orang yang meminta tanda tangan pada buku karangan beliau yang telah dibeli, atau sekedar mengambil foto. Sebelumnya ada kabar bahwa Andrea Hirata, penulis Laskar pelangi-pun akan hadir pada hari tersebut. Namun belakangan terdapat informasi bahwa kedatangannya telah di cancel. Sayang sekali ya?

Satu ketidaknyamanan pada Pesta Buku KL 2011 yaitu tempat yang terlalu crowded (ramai, penuh). Padahal bisa dikatakan PWTC merupakan tempat yang sangat luas untuk menampung 734 gerai pameran yang ada. Di tambah lagi beberapa pentas untuk acara dan kamar-kamar VIP untuk sesi wawancara untuk mereka yang mempromosikan buku. Sangat disadari bahwa hal seperti ini jelas menunjukkan adanya apresiasi yang besar dari masyarakat Malaysia terhadap pesta buku yang terunggul di rantau ini. Namun walaupun begitu, masih ada di sudut-sudut pameran anda temukan ask corner, atau langsung pergi ke meja secretariat, untuk kemudahan dalam mencari informasi tempat dan waktu pelaksanaan segala acara.

Pelaksanaan World Book Day di negara manapun diselenggarakan, selalunya bertujuan untuk membuka ruang partisipasi seluas-luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca. Menurut kalender Internasional Book Fair 2011, khusus Indonesia Book Fair akan dilaksanakan pada tanggal 16-20 November 2011 ini di Jakarta, Indonesia.

Nah, walaupun pelaksanaan World Book Day hanya sekali dalam setahun, budaya baca dalam diri kita harus tetap dikembangkan setiap saat dan dimanapun berada ya!

Annaba Ghassani

Kl, 30 April 2011.

Monday, April 25, 2011

Batu Caves


Batu Caves (Tamil: பத்து மலை), is a limestone hill, which has a series of caves and cave temples, located in Gombak district, 13 kilometres (8.1 mi) north of Kuala Lumpur,Malaysia. It takes its name from the Sungai Batu or Batu River, which flows past the hill. Batu Caves is also the name of the nearby village.

The cave is one of the most popular Hindu shrines outside India, dedicated to Lord Murugan. It is the focal point of Hindu festival of Thaipusam in Malaysia.

-- From Wikipedia, the free encyclopedia


Tak perlu jauh-jauh ke India jika sekedar ingin berfoto di dekat patung Emas besar atau sekedar membeli kalung bunga-bungaan serta men-tatoo tangan dengan henna. Sebab, liburan akhir minggu ini saya senang sekali bisa mengunjungi tempat menarik seperti Batu Caves. Perjalanan dari KLSentral menuju stasiun KTM (Kereta Tanah Melayu) hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Atau, jika menggunakan transportasi taksi bisa jadi lebih praktis, tentu dengan mobil pribadi lebih nyaman. Dengan mengambil tiket arah jurusan ke Sentul, seharga 2 RM saja, anda bisa langsung sampai ke tempat wisata ini. Sesampainya di stasiun Batu Caves (dimana merupakan tujuan terakhir dari jurusan tersebut), anda akan sangat mengagumi settingan tempat, dan arah strategis stasiun yang dirancang sedemikian rupa bagi kenyamanan para pengunjung. Di saat-saat seperti inilah, saya mengagumi apresiasi pemerintah Malaysia terhadap tenpat-tempat wisata mereka. Bersih, teratur, dan memberi kenyamanan tersendiri bagi pengunjung baik lokal maupun mancanegara. Ditambah lagi, sikap open dan ramah yang ditunjukkan oleh para warga sekitar.

Ketika melihat ke arah luar dari stasiun, anda dapat langsung menyaksikan Patung Besar Dewa Murugan berwarna emas. Berjalan-jalan di sekitar tempat tersebut, rasanya benar-benar mengunjungi perkampungan asli India. Warga asli Malaysia keturunan India, banyak menjajakan makanan-makanan khas mereka.

Ada juga yang membuka tenda kecil berwarna merah, seperti ketika sore itu tampak rombongan

gadis-gadis China berkumpul mengelilingi seorang wanita yang menunjuk kearah lembaran-lembaran kertas berisi sketch ukiran khas India. Yap, itulah tenda si pelukis tangan menggunakan Henna , atau kita sering menyebutnya inai India/Arab. Disini dihargai paling murah yaitu 15 RM sampai 50RM, mulai dari corak yang biasa, sampai yang lebih indah dan rumit. Yang saya tahu, harga henna disini ternyata lebih mahal sedikit dibandingkan dengan sekitar daerah Masjid India, yaitu 5 RM sahaje! Nah lain kali, saya akan ajak anda mengetahui tempat tersebut!

Tepat di samping patung besar Dewa Murugan, terdapat tangga panjang bertingkat yang merupakan jalan memasuki gua tersebut (Batu Cave). Di dalam gua tersebut, terdapat berbagai candi Dewa Murugan, serta patung-patung kecil dengan ukiran batu gamping yang rumit, serta warna yang bervariasi.

Keluar dari Gua tersebut, berbalik dengan tangga yang sama, di sekitar Patung besar Dewa Murugan tersebut terdapat banyak hewan-hewan seperti ratusan merpati-merpati jinak berterbangan menambah indah suasana di sekitar patung tersebut. Daerah ini juga terkenal dengan banyak monyet-nya. Mereka bebas serta liar bergerak , terkadang para pengunjung dapat memberinya makanan.

Namun hati-hati! Monyet-monyet ini juga dapat menimbulkan bahaya menggigit untuk wisatawan (terutama anak kecil) ketika mereka merasa terancam. Bagaimanapun juga, monyet-monyet inilah penambah semarak daerah sekitar Batu Caves.

Oh ya, walaupun belum sempat berlama-lama disana, ternyata ada beberapa pertunjukan khas budaya India seperti Tradisional Indian Dance, pertunjukan ular-ular, dan sebagainya. Menarik sekali bukan? Ayo mampir ke Batu Caves!

Wednesday, September 15, 2010

Stop Budaya Mengejek!

“Ya ampuun! Padang banget sih lo! “

Ucapan seorang temanku yang berasal dari Jakarta itu terdengar sedikit menusuk ketika aku memberinya selembar uang 2 RM untuk iuran kelas. Uang itu sebenarnya dikumpulkan untuk membeli hadiah/ kenang-kenangan kepada salah seorang teman kami yang akan pindah sekolah. Dibanding teman-teman yang lain, kali itu memang aku sendiri saja yang terlihat memberi uang lebih sedikit dari mereka yang memberi 3RM-5 RM. Tapi jujur, saat itu memang aku sedang tidak banyak uang. Hari itu ibu memberiku uang hanya 5 RM untuk jajan dan ongkos pulang, sebab aku sudah membawa bekal dari rumah, jadi aku bermaksud untuk menabungkan sebagian dari 5RM itu setelah pulang sekolah nanti. Kalau dipikir, 2 RM (ringgit Malaysia) itu senilai dengan sekitar Rp 5000,00/ Rp 6000,00 nilai mata uang Indonesia. Cukuplah kiranya nilai tersebut sekedar sumbangan untuk membeli hadiah cinderamata sebagai kenang-kenangan untuk seorang teman yang pindah tersebut. Tapi sebut saja Rani, seorang temanku yang mengumpulkan uang tadi, aku dianggap pelit. Ungkapan Padang yang diucapkannya memiliki arti pelit. Aku tahu itu. Karena bukan hanya aku saja orang padang yang mendapat istilah seperti itu, orang-orang minang lainnya juga. Tidak peduli dengan kondisi keuangan kami, jabatan kami, keluarga kami, kedudukan kami, yang namanya orang minang, ya Padang. Tetap saja pelit.

Apa benar begitu?

Kalau menurut pendapatku yah, sebagai orang padang nih, ehem. Secara letak posisi, kampungku bukan di kota Padang. Tapi sebuah kota kecil yang bernama Payakumbuh,sekitar 25-30 km dari Bukittinggi dan 125 km dari ibukota provinsi Padang. Tapi karena aku lahir memang di Kota Padangnya, aku bisa menerima orang menyebutku sebagai orang Padang. Tapi tidak dengan arti pelit!

Mungkin sebagian orang Minang memang ada yang pelit. Mungkin sebagian mereka yang banyak merantau ke daerah-daerah seluruh pelosok-pelosok tanah air memang s

ifatnya pelit? Kan bisa jadi mereka sedang kekurangan uang, maklumlah perantau. Kami merantau tanpa bekal uang sepeserpun. (Engga kami juga sih, hehe). Tapi bisa jadi,kan? Setiap orang pasti punya alasan pribadi untuk menjadi pelit, atau kikir, atau terlalu hemat?

Mengapa anda yang bukan orang minang sesekali mencoba mengunjungi Sumatera Barat

, kemudian langsung melihat sendiri, apakah benar semua orang minang itu pelit? Karena menurutku, masih banyak kok dari kami yang suka memberi, sebab memang tradisi di Minangkabau untuk saling memberi dan berbagi. Tidak ada keraguan padanya. Jadi kalau memang anda bertemu dengan seorang padang yang pelit, coba timbang-timbang terlebih dahulu sebelum mengejeknya. Apakah dia sedang tidak ada uang dan tidak mampu, atau mungkin memang sedang butuh uang untuk keperluan lain yang lebih penting, dan alasan-alasan lainnya. Aku yakin sifat pelit juga pasti ada diantara anda yang memang bukan orang Minang. Sunda, Jawa, Madura, batak, dan bangsa lain dari sabang samapi merauke yang tersebar di Indonesia.

Bahkan seorang temanku dari Madura-pun ikut diejek. Jawa-lah yang lembek, batak-lah yang kasar, Maluku-lah yang item, dan berbagai ejekan menusuk hati lainnya yang terlontar dari dan sesame kita. Ayolah, jangan saling meremehkan. Apa jadinya jika orang di barat sana melihat kita saling menjelekkan satu sama lainnya. Sedang kita satu bangsa, satu Negara. Keberagaman budaya di Negara Indonesia kita yang tercinta inilah yang membuat kita unik dari bangsa lain. Itulah yang harus kita banggakan. Sangat salah jika kita saling menjatuhkan. Ya ngga, sih?

Dan jika seandainya salah seorang dari kita, dijelekkan atau diremehkan dari salah seorang dari kita dari daerah dan adat yang berbeda, janagn jadikan itu sebagai permusuhan. Jadikanlah itu sebagai peringatan dari kita yang mungkin (salah satu dari kita) di mata mereka pernah berbuat yang tidak baik, sehingga membuat persepsi buruk yang konstan dalam pikiran mereka.

Sebagai orang Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri, Malaysia, aku sering merasa sedih dan kecewa terhadap persepsi buruk orang Malaysia tentang Indonesia. Kita selalu disamakan dengan para TKI/TKW kita (sebagian) yang merantau ke negeri jiran ini ; membuat onar, memberi pengaruh buruk, yang tentu saja merugikan orang Malaysia. Walau hanya sebagian dari mereka, tapi telah berdampak sangat besar kepada mereka terhadap pandangannya kepada Indonesia. Padahal banyak juga dari kita rakyat Indonesia yang merantau ke Malaysia semata-mata untuk mencari pekerjaan yang halal, menuntut ilmu dan berniat baik saja. Betapa tidak adilnya.

Intinya semua ini untuk menjelaskan bagaimana sebuah perilaku buruk yang sedikit kita lakukan membuat persepsi yang tetap berada di pikiran seseorang bahwa kita; buruk. Tidak peduli seberapa besar dan banyak kita melakukan perbuatan baik. Memang ironis.