Thursday, April 22, 2010

Kill them with kindness


Sebelumnya aku pernah bercerita bukan, kalau akhir-akhir ini aku merasa bosan?

Tapi malam ini ayah mampir sebentar ke dalam kamar ketika aku sedang membaca Bab Pernafasan dalam Buku Biologiku.

“Ayah mau cerita sesuatu nih,” ucap beliau ketika tiba-tiba duduk diatas kursi dalam kamar.

Tanpa menunggu lagi ibu, aku, dan dua orang adikku langsung duduk manis mendengarkan.

Suatu waktu ayah mampir kerumah seorang teman ketika berada di kampung. Namanya Pak Am kapilin(nama disamarkan), seorang berusia kira-kira 63 tahun tapi secara fisik beliau seperti dibawah 40 tahun-an. Pak Am bukan seorang yang bias dibilang taat beragama, kaya raya dan lainnya yang dianggap menarik. Bahkan mudanya dulu, beliau terkenal biang onar, mabuk-mabukan dan tukang judi. Tidak ada yang istimewa. Namu dari sorot mata ayah yang bercerita kepada kami, Pak Am tersebut memiliki sisi baik. Beliau seorang preman yang pengiba.

Pernah beliau memperhatikan seorang petani yang matanya sakit, terinfeksi karena miang padi. Berhari-hari lamanya beliau menderita dan susah untuk bekerja sebab matanya yang kian lama kian membengkak. Pak Am Kapilin diam-diam memanggil 2 orang temannya bekerja sama mengumpulkan uang. Mereka bertiga mengantarkan ke rumah sakit sampai petani ini dioperasi matanya sementara biaya pengobatan mereka tanggung bertiga.

“Agama itu masalah hati..” tutur ayah pada kalimat terakhirnya.

Aku mulai terpikir untuk menuliskanya dalam bentuk sebuah cerita . Bagaimana sesungguhnya ibadah kita di mata Tuhan? Solat 5 waktu dalam sehari, puasa , baca Quran setiap waktu. Apa itu semua sudah menjamin hidup kita nantinya?

Aku belajar dari cerita ayah tadi, kalau hati itu masalah penting. Ada 3 penyakit dalam hidup ini. Pertama, penyakit fisik, seperti yang selalu tampak dan dapat diukur kadarnya untuk diobati. Yang kedua, penyakit jiwa atau psikologi.Contoh nyata adalah orag gila yang sering terlihat berseliweran di jalan-jalan, pasti semua udah pernah lihat orang gila-kan?

Yang ketiga, penyakit hati. Terakhir ini yang susah untuk diukur kadarnya, dan tidak dapat terlihat.Orang dengan kedengkian, iri, tamak, pelit, syak prasangka dan lainnya yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang disekitarnya.

Pak Am kapilin itu, walau bukan seorang yang dianggap beragama, bahkan tidak terdidik, namun memiliki sesuatu yang berharga dalam dirinya.

Soooo, masih banyak yang harus dilakukan di dunia ini. Kenapa mesti bosan?

I am the one should be blaime. Ha!

No comments:

Post a Comment